PENDIDIKAN SENI RUPA SEBAGAI ALAT, BUKAN SEBAGAI TUJUAN
Setiap anak memiliki tingkat imajinasi serta kreativitas yang berbeda-beda antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Ada anak yang memiliki tingkat imajinasi dan kreativitasnya rendah, sedang, bahkan ada anak yang tingkat imajinasi dan kreativitasnya tinggi, melampui tingkat imajinasi dan kreativitas yang sewajarnya. Apabila terdapat anak yang memiliki tingkat imajinasi serta kreativitas yang melampaui sewajarnya, ini bukan merupakan suatu hal yang aneh, melainkan hal ini perlu mendapat apresiasi yang positif, sehingga siswa dapat mengembangkan kelebihannya tersebut. Namun, realitanya banyak guru yang menyalahkan imajinasi dan kreativitas anak yang tinggi tersebut. Misalnya, ada seorang siswa yang menggambar rumah dan segala hal yang berada di dalam rumah tersebut seperti meja, lampu, kursi dan lainnya itu terlihat dari depan (rumah transparan). Guru yang menemukan hal ini cenderung mengatakan "nak, rumah itu memiliki dinding tembok, sehingga segala yang ada di dalam rumah itu tidak dapat terlihat" pada siswa yang bersangkutan. Padahal, jika guru dapat memaknai gambar tersebut dengan lebih dalam lagi, sebenarnya anak tersebut memiliki imajinasi serta kreativitas yang berbeda dengan yang seperti anak-anak pada umumnya karena siswa tersebut berimajinasi memiliki rumah transparan dan beda dengan rumah-rumah pada umunmnya. Apabila guru dapat lebih mencermati hal ini dan mendukung imajinasi dan kreativitas yang tinggi dari siswa ini dengan memberikan motivasi dan bimbingan pada anak ini, maka kreativitas dan imajinasi yang dimiliki oleh anak tersebut akan terus berkembang dan hal ini akan memberi dampak yang positif pada perkembangan prestasi anak kedepannya. Selain itu, pendidikan seni rupa sebagai alat untuk pendewasaan diri, pematangan kemampuan, pematangan keterampilan maupun dalam hal kesiapan dapat tercapai.
Oleh Ni Luh Ketut Yunita Sari (1211031013) Jurusan PGSD Kelas A Semester 4.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar