AIR BRUSH SEDERHANA "RERUMPUTAN DI JALAN"
Pendidikan seni rupa merupakan
pendidikan yang diterapkan sebagai alat, bukan sebagai tujuan. Artinya,
pendidikan seni rupa ini diterapkan sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan
yaitu pendewasaan diri, pematangan kemampuan, pematangan keterampilan, maupun
pematangan dalam hal kesiapan. Jadi, pendidikan seni rupa ini merupakan alat
untuk mencapai tujuan – tujuan tersebut. Untuk mencapai tujuan dari pendidikan
seni rupa tersebut, diperlukan suatu tingkat imajinasi dan kreativitas dari
pelaku seni, dalam hal ini anak usia sekolah dasar. Setiap anak memiliki daya
imajinasi yang berbeda – beda. Ada anak yang daya imajinasinya rendah, sedang,
bahkan ada yang tinggi. Tidak jarang juga ditemukan anak yang memiliki daya
imajinasi yang melampaui batas usianya dan ini perlu mendapat penilaian yang
positif untuk dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuannya tersebut
menjadi hal yang positif dan pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi anak. Namun
kenyataannya, tidak sedikit juga yang menyalahkan imajinasi – imajinasi anak. Misalnya,
seorang anak sekolah dasar yang menggambar rumah transparan sehingga segala
sesuatu yang ada di dalam rumah tersebut itu terlihat misalnya meja, kursi,
lampu dan lain – lain. Dalam kasus ini, seorang guru cenderung menyalahkan apa
yang digambar oleh anak dengan mengatakan bahwa sebuah rumah itu memiliki
dinding sehingga segala sesuatu yang ada di dalam rumah itu tidak terlihat. Seharusnya,
seorang guru dapat melihat tidak hanya pada satu sudut pandang, melainkan dari
berbagai sudut pandang karena tidak semua anak memiliki daya imajinasi yang
sama sehingga guru tidak langsung menyalahkan apa yang dibuat oleh muridnya
sebagai hasi dari imajinasinya, tetapi memberikan nilai atau apresiasi yang
positif terhadap anak tersebut.
Pendidikan seni rupa
sebagai alat dapat diterapkan melalui teknik air brush sederhana. Teknik air
brush sederhana merupakan salah satu teknik dalam kerajinan tangan dan seni
rupa yang menggunakan alat – alat atau media yang sederhana seperti saringan, sikat
gigi, cat air, palet, motif dari daun – daun dan buku gambar. Selain cat air,
bahan pewarna juga dapat menggunakan sumba, namun kelemahan dari menggunakan media
sumba sebagai pewana ini yaitu pilihan warna yang terbatas serta sulit untuk
memadukan warna dalam proses pembuatan teknik air brush. Begitu juga dengan saringan, selain saringan juga dapat
digunakan sisir sebagai pengganti media saringan. Akan tetapi, hasil dari
teknik air brush yang menggunakan
sisir tidak sehalus menggunakan saringan besi. Gambar dibawah ini merupakan
hasil karya dari teknik air brush sederhana
yang telah dibuat.
Pada gambar diatas yang
merupakan hasil karya dari teknik air
brush sederhana dibuat dengan menggunakan motif dari dedaunan. Proses pembuatannya
diawali dengan menyiapkan bahan – bahan, kemudian daun yang telah disiapkan diletakkan
diatas kertas gambar. Daun yang dipersiapkan itu harus memiliki berat sehingga
seluruh bagiannya dapat menempel pada kertas gambar, lalu atur posisi daun
tersebut sesuai pola yang diinginkan. Kemudian
encerkan cat air, namun jangan terlalu encer karena dapat menyebabkan tetesan
yang sangat besar saat melakukan teknik air
brush sederhana. Setelah cat air diencerkan, gunakan sikat gigi untuk
mengambil cat air pada palet tersebut dan gosokkan secara terus menerus dengan
arah maju mundur pada saringan yang berada diatas kertas gambar yang sudah
berisi daun. Pemilihan saringan juga dapat menentukan tingkat kehalusan dari
karya teknik air brush sederhana ini.
Saringan yang terbuat dari besi akan menghasilkan sebuah karya air brush yang lebih halus.
Pola dari daun yang
digunakan dalam teknik air brush ini juga
dapat dipindah – pindah sehingga akan menghasilkan gradasi warna pada pola dari
teknik air brush sederhana ini. Pelaksanaannya
yaitu setelah pola pertama terbentuk dengan warna yang telah dipilih, misalnya dengan
warna merah, kemudian pindah pola tersebut ke arah lain dan kembali gosokkan
sikat gigi yang telah berisi cat air diatas kertas gambar pada saringan dan
lakukan pemindahan pola ini sesuai tingkat kebutuhan dari karya yang akan
dihasilkan. Pemilihan warna dalam setiap pemindahan pola ini juga dapat
divariasikan dengan menggunakan warna yang berbeda – beda pada setiap urutan pola.
Dengan demikian, hasil karya yang dihasilkan juga memiliki gradasi warna yang
lebih menarik. Seperti pada gambar hasil karya air brush diatas yang memadukan lebih dari satu warna yaitu warna merah,
hijau tua, dan hijau muda dari setiap tahapan pola yang dibuat. Dengan memadukan
warna – warna tersebut, maka hasil karya dari teknik air brush sederhana ini akan terlihat lebih menarik. Pola yang
berasal dari daun diatas juga dipindah – pindah sehingga menghasilkan tidak
hanya satu pola. Kemudian, ditambahkan juga titik – titik yang berbentuk
seperti bunga diatas pola yang telah dibuat untuk menegaskan hasil karya yang
dibuat.
Apabila dilihat secara
keseluruhan setelah pembuatan karya air
brush ini berakhir, dari sudut pandang pelaku sebagai pembuat karya air brush ini melihat pola berpindah
yang dihasilkan dari daun ini tampak seperti rerumputan yang rimbun dan
terdapat bunga kekuningan dari rerumputan liar yang ada disekitarnya dan dominan
mencerminkan suasana alam dengan arah rumput yang kekiri dan kekanan. Proses pembuatan
dari karya ini juga membutuhkan waktu yang cukup lama dan kesabaran yang tinggi
dalam menggosok – gosokkan sikat yang sudah berisi cat air pada saringan yang
letaknya diatas kertas gambar dengan pola daun yang telah dipasang. Sedikit saja
salah bersikap dalam proses pembuatan air
brush, maka akan berdampak pada rusaknya karya teknik air brush yang sedang dibuat.
Oleh : Ni Luh Ketut Yunita Sari
(1211031013) Kelas A Jurusan PGSD Semester IV UNDIKSHA.
Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas perkuliahan,
khususnya mata kuliah kerajinan tangan dan seni rupa.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar