MONTASE
‘ANAK SEKOLAHAN’
Teknik
montase merupakan suatu teknik menggambar dengan memanfaatkan bentuk – bentuk
yang telah ada. Montase ini lahir dalam dunia perfilman, dan dalam proses
pembuatan perfilman tersebut, teknik montase ini banyak digunakan. Misalnya,
dalam suatu perfilman terdapat aksi yang menakjubkan, menegangkan. Pembuatannya
ini menggunakan teknik montase yaitu dengan cara menempelkan, sehingga aksi
–aksi yang menakjubkan, menegangkan, bahkan membahayakan terlihat seperti
nyata. Selain dalam dunia perfilman, teknik montase ini juga cocok diterapkan
dalam dunia pendidikan, khususnya di nsekolah dasar. Teknik montase ini
dikatakan cocok untuk diterapkan di sekolah dasar karena kegiatan ini dapat
meningkatkan daya imajinasi anak, seni, dan kreativitas anak juga diperhatikan
dalam pembuatan montase ini. Daya imajinasi yang dimiliki oleh tiap anak itu
berbeda – beda. Ada yang memiliki daya imajinasi yang rendah, baik, bahkan ada
anak yang daya imajinasinya tergolong sangat baik dan hasil kreativitasnya
tersebut diluar perkiraan orang pada umumnya. Meskipun anak sekolah dasar
tergolong masih bersifat kekanak – kanakan, namun tidak sedikit dari mereka
yang memiliki daya imajinasi luar biasa hingga mampu menciptakan suatu karya
seni montase yang unik dan menarik. Hal ini menandakan tidak semua anak sekolah
dasar memiliki daya pikir dan daya imajinasi yang biasa – biasa saja.
Dalam
pembuatan montase, hal yang harus dipersiapkan terlebih dahulu adalah
mengumpulkan gambar – gambar yang menarik, baik itu dari majalah, koran, maupun
sumber – sumber lainnya. Gambar – gambar yang telah dikumpulkan ini belum
memiliki cerita. Namun, dengan menggunakan teknik montase, gambar – gambar yang
telah dikumpulkan dan belum memiliki cerita ini akan menjadi suatu gambar baru
dan memiliki cerita yang terkait dengan hasil susunan ataupun tempelan
gambar - gambar tersebut. Pembuatan
gambar atau karya seni melalui teknik montase ini hampir tidak ditemukan
kesulitan yang terlalu signifikan, karena dalam proes pembuatannya hanya
menggunting dan menempel gambar – gambar yang telah dikumpulkan menjadi suatu
karya seni dengan cerita yang baru. Hanya saja, daya imajinasi anak dalam hal
ini yang akan mendasari hasil karya montase anak tergolong rendah, baik, atau
amat baik. Semakin kuat daya imajinasi yang dimiliki oleh anak, maka hasil
karya montase pun akan semakin unik dan menarik. Seperti yang terlihat pada
montase di bawah ini.
Proses pembuatan montase diatas diawali dengan
mengumpulkan berbagai gambar dari buku – buku bekas, kemudian menggunting
gambar – gambar tersebut. Setelah itu, gambar – gambar yang telah digunting itu
disusun sesuai dengan imajinasi pembuat montase. Dari hasil penyusunan gambar –
gambar tersebut, tingkat imajinasi anak (pembuat montase) akan dapat
ditafsirkan. Tingkat imajinasi yang baik bahkan amat baik, cenderung akan
menghasilkan karya montase yang unik dan kreatif. Sedangkan tingkat imajinasi
yang tergolong biasa – biasa saja, cenderung menghasilkan karya montase yang
standard an biasa – biasa saja.
Dalam proses pembuatan
karya montase ini juga dapat dipadukan dengan memanfaatkan teknik lainnya,
seperti menggambar dengan crayon, spidol, pensil warna, melukis dengan
menggunakan cat air, maupun dengan teknik lainnya. Seperti yang terlihat pada montase
diatas yang dipadukan dengan memanfaatkan teknik menggambar dengan menggunakan
crayon. Namun, meskipun dapat dipadukan dengan teknik yang lainnya, eknik
montase ini harus tetap ditonjolkan. Artinya, teknik selain tenik montase tidak
mendominasi dalam pembuatan suatu karya senidengan menggunakan teknik montase.
Gambar gambar yang
digunakan pada teknik montase, sebelumnya tidak memiliki cerita tersendiri.
Namun, setelah disusun dengan memperhatikan imajinasi masing – masing pembuat
karya montase, gambar yang tidak memiliki cerita tersebut akhirnya memiliki
suatu cerita tersendiri. Pada montase yang telah dibuat seperti pada gambar
diatas, montase tersebut mengandung sebuah cerita tentang dua orang anak
sekolah dasar yang kembar sedang berjalan menuju sekolah. Ditengah perjalanan,
mereka melihat seorang anak yang duduk sendiri di bawah rimbunnya pepohonan
sambil membaca buku. Anak itu memang tetangga dari anak kembar ini, yang tidak
dapat mengenyam pendidikan karena faktor ekonomi keluarga anak tersebut yang
lemah. Namun, ditengah keterbatasan tersebut, anak teersebut tetap memiliki
semangat belajar yang tinggi sehingga meskipun ia tidak bisa merasakan duduk di
bangku sekolah, ia selalu belajar apapun yang bisa dipelajari dibantu oleh
teman – teman dan orangtuanya dengan buku seadanya yang berasal dari sumbangan
teman – teman di sekitar rumah anak tersebut. Kemudian anak kembar ini
berencana untuk menyumbangkan lagi buku – bukunya yang sudah tidak terpakai itu
kepada tetangganya karena mereka prihatin melihat kondisi dan semangat ynag
dimiliki oleh tetangganya itu.
Sebelum disusun, gambar
– gambar yang ada pada montase diatas tidak memiliki cerita seperti setelah
gambar – gambar tersebut disusun. Namun, setelah disusun menurut imajinasi
pembuat karya montase, maka gambar – gambar tersebut akan terlihat unik,
menarik, kreatif, serta mengandung cerita tersendiri.
Tulisan
ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah kerajinan tangan dan seni rupa.
Oleh Ni Luh Ketut
Yunita Sari (1211031013) Kelas A Semester IV Jurusan PGSD.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar