Jumat, 04 April 2014

Kerajinan Tangan dan Seni Rupa (pertemuan ke 6)

MONTASE ‘ANAK SEKOLAHAN’

            Teknik montase merupakan suatu teknik menggambar dengan memanfaatkan bentuk – bentuk yang telah ada. Montase ini lahir dalam dunia perfilman, dan dalam proses pembuatan perfilman tersebut, teknik montase ini banyak digunakan. Misalnya, dalam suatu perfilman terdapat aksi yang menakjubkan, menegangkan. Pembuatannya ini menggunakan teknik montase yaitu dengan cara menempelkan, sehingga aksi –aksi yang menakjubkan, menegangkan, bahkan membahayakan terlihat seperti nyata. Selain dalam dunia perfilman, teknik montase ini juga cocok diterapkan dalam dunia pendidikan, khususnya di nsekolah dasar. Teknik montase ini dikatakan cocok untuk diterapkan di sekolah dasar karena kegiatan ini dapat meningkatkan daya imajinasi anak, seni, dan kreativitas anak juga diperhatikan dalam pembuatan montase ini. Daya imajinasi yang dimiliki oleh tiap anak itu berbeda – beda. Ada yang memiliki daya imajinasi yang rendah, baik, bahkan ada anak yang daya imajinasinya tergolong sangat baik dan hasil kreativitasnya tersebut diluar perkiraan orang pada umumnya. Meskipun anak sekolah dasar tergolong masih bersifat kekanak – kanakan, namun tidak sedikit dari mereka yang memiliki daya imajinasi luar biasa hingga mampu menciptakan suatu karya seni montase yang unik dan menarik. Hal ini menandakan tidak semua anak sekolah dasar memiliki daya pikir dan daya imajinasi yang biasa – biasa saja.
            Dalam pembuatan montase, hal yang harus dipersiapkan terlebih dahulu adalah mengumpulkan gambar – gambar yang menarik, baik itu dari majalah, koran, maupun sumber – sumber lainnya. Gambar – gambar yang telah dikumpulkan ini belum memiliki cerita. Namun, dengan menggunakan teknik montase, gambar – gambar yang telah dikumpulkan dan belum memiliki cerita ini akan menjadi suatu gambar baru dan memiliki cerita yang terkait dengan hasil susunan ataupun tempelan gambar  - gambar tersebut. Pembuatan gambar atau karya seni melalui teknik montase ini hampir tidak ditemukan kesulitan yang terlalu signifikan, karena dalam proes pembuatannya hanya menggunting dan menempel gambar – gambar yang telah dikumpulkan menjadi suatu karya seni dengan cerita yang baru. Hanya saja, daya imajinasi anak dalam hal ini yang akan mendasari hasil karya montase anak tergolong rendah, baik, atau amat baik. Semakin kuat daya imajinasi yang dimiliki oleh anak, maka hasil karya montase pun akan semakin unik dan menarik. Seperti yang terlihat pada montase di bawah ini.


Proses pembuatan montase diatas diawali dengan mengumpulkan berbagai gambar dari buku – buku bekas, kemudian menggunting gambar – gambar tersebut. Setelah itu, gambar – gambar yang telah digunting itu disusun sesuai dengan imajinasi pembuat montase. Dari hasil penyusunan gambar – gambar tersebut, tingkat imajinasi anak (pembuat montase) akan dapat ditafsirkan. Tingkat imajinasi yang baik bahkan amat baik, cenderung akan menghasilkan karya montase yang unik dan kreatif. Sedangkan tingkat imajinasi yang tergolong biasa – biasa saja, cenderung menghasilkan karya montase yang standard an biasa – biasa saja.
Dalam proses pembuatan karya montase ini juga dapat dipadukan dengan memanfaatkan teknik lainnya, seperti menggambar dengan crayon, spidol, pensil warna, melukis dengan menggunakan cat air, maupun dengan teknik lainnya. Seperti yang terlihat pada montase diatas yang dipadukan dengan memanfaatkan teknik menggambar dengan menggunakan crayon. Namun, meskipun dapat dipadukan dengan teknik yang lainnya, eknik montase ini harus tetap ditonjolkan. Artinya, teknik selain tenik montase tidak mendominasi dalam pembuatan suatu karya senidengan menggunakan teknik montase.
Gambar gambar yang digunakan pada teknik montase, sebelumnya tidak memiliki cerita tersendiri. Namun, setelah disusun dengan memperhatikan imajinasi masing – masing pembuat karya montase, gambar yang tidak memiliki cerita tersebut akhirnya memiliki suatu cerita tersendiri. Pada montase yang telah dibuat seperti pada gambar diatas, montase tersebut mengandung sebuah cerita tentang dua orang anak sekolah dasar yang kembar sedang berjalan menuju sekolah. Ditengah perjalanan, mereka melihat seorang anak yang duduk sendiri di bawah rimbunnya pepohonan sambil membaca buku. Anak itu memang tetangga dari anak kembar ini, yang tidak dapat mengenyam pendidikan karena faktor ekonomi keluarga anak tersebut yang lemah. Namun, ditengah keterbatasan tersebut, anak teersebut tetap memiliki semangat belajar yang tinggi sehingga meskipun ia tidak bisa merasakan duduk di bangku sekolah, ia selalu belajar apapun yang bisa dipelajari dibantu oleh teman – teman dan orangtuanya dengan buku seadanya yang berasal dari sumbangan teman – teman di sekitar rumah anak tersebut. Kemudian anak kembar ini berencana untuk menyumbangkan lagi buku – bukunya yang sudah tidak terpakai itu kepada tetangganya karena mereka prihatin melihat kondisi dan semangat ynag dimiliki oleh tetangganya itu.
Sebelum disusun, gambar – gambar yang ada pada montase diatas tidak memiliki cerita seperti setelah gambar – gambar tersebut disusun. Namun, setelah disusun menurut imajinasi pembuat karya montase, maka gambar – gambar tersebut akan terlihat unik, menarik, kreatif, serta mengandung cerita tersendiri.


Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah kerajinan tangan dan seni rupa.
Oleh Ni Luh Ketut Yunita Sari (1211031013) Kelas A Semester IV Jurusan PGSD.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar