SEKALI LAGI, TENTANG KOMIK
Oleh Jajang Suryana
Banyak pengertian yang bertalian dengan komik, mulai dari yang mendasar hingga yang bersifat umum. Namun pada perkembangannya, pengertian komikpun mulai meluas bahkan melenceng dari pengertian umum karena berkembangnya pola pikir dan pola tindak manusia. Tahun 1951-an Poerwadarmita (penyusun Lugat Ketjil Bahasa Indonesia) belum memasukkan istilah komik, sehingga masih dianggap asing. Namun dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI), komik diartikan sebagai sebagai "bacaan bergambar, cerita bergambar (majalah, surat kabar ataupun buku)" (Poerwadarminta, 1991:517). Para penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan komik sebagai "cerita bergambar yang mudah dicerna dan lucu" (Moeliono, djp, 1990:452). Namun kini, komik tidak hanya menceritakan hal lucu, gembira dan sebagainya, tapi juga kesadisan, kekerasan dan lainnya. Contohnya komik keluaran perusahaan Warner Bros yang tokoh binatangnya sering berperan jahat. Sehubungan dengan itu, Mc Cloud memasukkan tokoh-tokoh pahlawan super berkostum warna cerah seperti batman, superman, dan lainnya serta "sesuatu yang dapat merusak mental remaja" seperti pada komik-komik Jepang. Tema komik buatan Jepang beragam seperti cerita anak murni (doraemon), cerita anak ditujukan pada orang dewasa (detectif conan) dan cerita remaja (sailor moon). Majalah intisari, Juni 2001 memuat tulisan Andrian W.D yang mengangkat permasalahan "Kontroversi di Balik Film Kartun". Disebutkan salah satu film kartun di RCTI yang dihentikan penayangannya karena banyak sikap yang tidak baik untuk ditiru. Kasusnya, pada tahun 1995-1996 seorang murid menusuk gurunya karena pengaruh film kartun "Neon Ganesis Evangelion (Andrian 2001:115). Namun di Indonesia belum ditemukan kasus seperti ini. Akibat langsung dari film animasi khususnya komik terlihat dari kesukaan siswa mengoleksi buku komik dan meniru tokoh kesayangan mereka.
Keberadaan komik di mancanegara
Komik adalah jenis buku cerita yang dilenglapi gambar, bukan cergam (cerita bergambar). "Dalam cergam, gambar berperan sebagai ilustrasi, pelengkap tulisan, sehingga sebetulnya tanpa hadir gambarpun cerita masih dapat dinikmati oleh pembacanya" (Masdiono, 1988:9). Menurut para ahli, gambar cerita telah ada sejak jaman prasejarah. Wayang juga dikenal pernah mengalami masa gambar cerita. "Tentu saja keahlian membuat gambar (komik) seperti itu tidak berkembang seperti cerita gambar yang dikenal sekarang (Jakarta-Jakarta, No.99,1988:18). Tampaknya cikal bakal komik Masdiono yang disebut gamcer (gambar cerita) telah ada sejak jaman masa kerajaan nusantara lama. Mc cloud menyatakan bahwa komik hanyalah sebagian epik dari naskah bergambar pada jaman pra colombus yang ditemukan Cortes tahun 1519. Sekalipun berbentuk gambar, tapi bukan termasuk komik karena unsur gambarnya melambangkan bunyi (Mc Cloud, 2001:12). Nama - nama pekomik termansyur seperti Rudolf toffler (1766-1846) dari Jenewa, Wilem Busch (1832-1908) dari Jerman Caran d'ache dan Rabier dari Perancis, serta Tom Bown dari Inggris. Tahun 1910 terbit komik-komik yang lebih intelektual, namun tahun 1924 berubah ke arah cerita kemasyarakatan. Tahun 1929-an muncul cerita tarzan, lalu disusul flash gordon, scret agent X-9, jules jim, terry the pirate, prince valiant, batman, phantom, serta mandrake yang cenderung berisi petualangan . Kemudian muncul komik science fiction seperti superman. Cerita mickey mouse dan donald duck (disney) muncul tahun 1931-an (Jakarta-Jakarta,ibid:20). Komik dengan berbagai tema muncul dari para pekomik Jepang yang ditata berbeda dengan komik keluaran negara lainnya, yaitu teknik banyak frame dilengkapi close up bagian - bagian tertentu, kemudian dirangkai dengan ketidakteraturan pemilihan bidang gambar, dan hal ini mengilhami para pekomik muda Indonesia.
Komik diantara karya-karya seni rupa
Komik termasuk karya gabungan dimana seni rupa sebagai induk kegiatan utamanya (seni gambar, seni ilustrasi, seni grafis) dipadu dengan unsur seni sastra. Namun, banyak kalangan teoretisi seni rupa dan sastra yang enggan memasukkan komik dalam kategori seni utama.
Seni utama:
Teori seni rupa Barat mengelompokkan seni rupa dalam dua bentuk yaitu seni murni (pure art) dan seni terap (applied art). Namun dalam buku senirupa, bahasannya mengutamakan bahasan jenis seni rupa murni sehingga yang tidak termasuk seni rupa murni kurang banyak di bahas.
Seni remeh:
Yang termasuk kategori srni remeh yaitu kegiatan senirupa diluar kelompok seni murni, seni utama. Sulitnya menemukan buku yang isinya mendalam tentang seni terapan, membuat komik yang termasuk kelompok seni remeh, kurang diperhitungkan keadaannya.
Penghargaan terhadap pelaku seni:
Istilah seniman dan perajin lahir dari pembedaan kelas sosial pelaku seni rupa. Seniman (artist) adalah sebutan untuk pelaku seni akademis dan orang kota. Sebaliknya perajin (craftsman) adalah untuk menunjuk pelaku seni non akademisi dan orang desa. Pekomik, dalsm teori seni rupa indonesia hanya dihargai sebagai perajin saja, yaitu pelaku seni yang karyanya terkait dengan pesanan, jual beli dan sejenisnys. padahal yang mengaku seniman, hingga kini sibuk mengatur strategi penjualan karya yang dahulu dianggap "aib bagi seniman" kini mereka banggakan sebagai suatu keberhasilan.
Komik dan gambar buatan anak-anak
Dari beberapa hasil observasi, anak usia 5-9 tahun suka meniru gambar yang disukainya bahkan pada anak yang memiliki pembawasn khusus, pada usia 2,8 tahun sudah bisa meniru gambar tokoh cerita yang disukainya. Hal ini dihambat oleh perkembangan nalar yang semakin realis. Mirip dan tidak miripnya gambar anak menjadi penghambat tingkat ekspresivitasnya anak dalam menggambar.
Review dari Ni Luh Ketut Yunita Sari (1211031013) kelas A, PGSD semester 4.
Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah kerajinan tangan dan seni rupa.
Komik diantara karya-karya seni rupa
Komik termasuk karya gabungan dimana seni rupa sebagai induk kegiatan utamanya (seni gambar, seni ilustrasi, seni grafis) dipadu dengan unsur seni sastra. Namun, banyak kalangan teoretisi seni rupa dan sastra yang enggan memasukkan komik dalam kategori seni utama.
Seni utama:
Teori seni rupa Barat mengelompokkan seni rupa dalam dua bentuk yaitu seni murni (pure art) dan seni terap (applied art). Namun dalam buku senirupa, bahasannya mengutamakan bahasan jenis seni rupa murni sehingga yang tidak termasuk seni rupa murni kurang banyak di bahas.
Seni remeh:
Yang termasuk kategori srni remeh yaitu kegiatan senirupa diluar kelompok seni murni, seni utama. Sulitnya menemukan buku yang isinya mendalam tentang seni terapan, membuat komik yang termasuk kelompok seni remeh, kurang diperhitungkan keadaannya.
Penghargaan terhadap pelaku seni:
Istilah seniman dan perajin lahir dari pembedaan kelas sosial pelaku seni rupa. Seniman (artist) adalah sebutan untuk pelaku seni akademis dan orang kota. Sebaliknya perajin (craftsman) adalah untuk menunjuk pelaku seni non akademisi dan orang desa. Pekomik, dalsm teori seni rupa indonesia hanya dihargai sebagai perajin saja, yaitu pelaku seni yang karyanya terkait dengan pesanan, jual beli dan sejenisnys. padahal yang mengaku seniman, hingga kini sibuk mengatur strategi penjualan karya yang dahulu dianggap "aib bagi seniman" kini mereka banggakan sebagai suatu keberhasilan.
Komik dan gambar buatan anak-anak
Dari beberapa hasil observasi, anak usia 5-9 tahun suka meniru gambar yang disukainya bahkan pada anak yang memiliki pembawasn khusus, pada usia 2,8 tahun sudah bisa meniru gambar tokoh cerita yang disukainya. Hal ini dihambat oleh perkembangan nalar yang semakin realis. Mirip dan tidak miripnya gambar anak menjadi penghambat tingkat ekspresivitasnya anak dalam menggambar.
Review dari Ni Luh Ketut Yunita Sari (1211031013) kelas A, PGSD semester 4.
Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah kerajinan tangan dan seni rupa.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar